Ini adalah Pemilik Blog

Blog ini dibuat untuk Pendidikan.

AYO SEGERA KUNJUNGI DAN INSTALL APLIKASI MERDEKA MENGAJAR

Pastikan Login Dengan Menggunakan Akun Pembelajaran belajar.id.

My Family

My Little Family.

Honai

Honai adalah merupakan rumah adat Papua.

Minggu, 19 Desember 2021

1.2.a.10 Aksi Nyata - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

  1. CGP mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
CGP terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat selama rangkaian modul 1.2.

Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini? 

  1. Perasaan selama melakukan aksi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
  2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses 
  3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 
  4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda. 
  5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam aksi yang Anda lakukan. 
Berikut adalah video aksi nyata saya 

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

CGP mampu menghasilkan kesimpulan berdasarkan materi modul 1.2. Nilai & Peran Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda dalam mengerjakan tugas kesimpulan ini adalah:

  1. Apa yang Anda pahami mengenai nilai dan peran Guru Penggerak?
  2. Apakah ada keterkaitan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara? jelaskan!
  3. Ingat kembali refleksi diri Anda pada bagian Refleksi Terbimbing serta ilustrasi yang sudah Anda buat pada Demonstrasi Kontekstual (sebagai gambaran Anda). Apa strategi yang bisa Anda lakukan untuk mencapai nilai tersebut? 
  4. siapa saja pihak yang dapat membantu Anda dalam mencapai gambaran diri Anda di Demonstrasi Kontekstual tersebut ? Seperti apa perannya.
Berikut adalah video yang sudah saya buat


1.2.a.7. Demonstrasi Konstektual - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah mengikuti rangkaian program pendidikan Guru Penggerak

Pertanyaan yang bisa membantu diantaranya :

  1. Guru Penggerak seperti apakah saya?
  2.  Nilai-nilai apa yang saya kuasai di masa depan?
  3. Mengapa nilai-nilai tersebut penting untuk saya?
Berikut adalah hasil poster yang saya buat


Tugas Modul 1.2.a.6. Refleksi Mandiri Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

1.    Apa saja nilai diri saya? (yang terdapat pada bagian mulai dari diri)

Nilai diri yang ada pada saya yang sesuai dengan nilai guru penggerak diantaranya, mandiri, kolaboratif, karena saya senang jika ada suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan teman sejawat, Inovatif ini muncul ketika saya mengetahui hal yang baru.

2.    Apa yang saya rasakan setelah mengetahui nilai dari Guru Penggerak? Jelaskan!

Yang saya rasakan setelah mengikuti nilai dari guru penggerak, yaitu saya termotivasi untuk lebih memperdalam tentang nilai dari Guru penggerak, sehingga nanti bisa bermanfaat bagi diri saya, dan orang disekitar saya.

3.    Apa saja nilai diri Guru Penggerak yang sudah saya miliki sekarang? 

Nilai diri Guru penggerak yang sudah saya miliki sekarang adalah mandiri yaitu saya termotivasi untuk melakukan perubahan yang ada dalam diri saya untuk melakukan perubahan  dengan mengikuti diklat online tanpa harus menunggu surat tugas dari dinas dan mencoba mengikuti kegiatan pengembangan diri lainnya.

Reflektif yaitu saya selalu membuka diri ketika ada hal atau masukan yang diberikan kepada saya, supaya kemudian saya bisa memperbaiki hal yang masih kurang dalam diri saya, sehingga bisa dibenahi sedikit demi sedkit.

4.    Diantara nilai-nilai yang sudah saya pelajari, nilai apa yang saya rasa perlu saya kuatkan? jelaskan!

Diantara nilai-nilai yang sudah saya pelajari, menurut pemikiran saya kelima nilai tersebut harus kita kuatkan karena semua nilai tersebut sangat berguna bagi para guru penggerak, untuk memotivasi kita ke arah yang lebih baik.

5.    Apa yang saya rasakan setelah mengetahui peran dari seorang Guru Penggerak?

Saya lebih bisa memotivasi diri sendiri untuk melakukan perubahan dalam diri tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak supaya nantinya bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang disekitar

6.    Apa yang bisa saya lakukan (khusus untuk diri saya) untuk menguatkan peran dan nilai GuruPenggerak?

Saya akan mencoba untuk menerapkan nilai dan peran guru penggerak yang ada dengan mencoba menerapkan dikelas dan disekolah, meskipun sedikit demi sedikit, diantaranya dengan mencoba melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid, dengan mengikuti diklat online secara mandiri yang akan menambah wawasan dan ilmu terkini supaya nantinya bisa lebih berinovasi.

7.    Apa yang akan menghambat saya dalam memperkuat peran dan nilai Guru Penggerak dalam diri saya?

Diri sendiri, turunnya motivasi, dorongan yang ada di dalam diri ketika ada hal yang kurang nyaman dalam diri.

1.2.a.5.2 Ruang Kolaborasi - Unggah Tugas Nilai dan Peran Guru Penggerak

 Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak

Berikut adalah hasil Diskusi dan kolaborasi kelompok saya tentang peran dan nilai guru penggerak.

1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP dapat mengetahui  hubungan antara emosi, cara kerja otak dan pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang.
  2. CGP dapat mengetahui bagaimana nilai-nilai dapat bertumbuh lewat keteladanan dan pembiasaan perilaku yang konsisten di suatu lingkungan.
  3. CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai Profil Pelajar Pancasila 
  4. CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai Peran Guru Penggerak sebagai Pendorong Transformasi Pendidikan 
  5. CGP dapat menjelaskan pemahaman mengenai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang Guru Penggerak.

Tugas B.1. Profil Pelajar Pancasila

Silahkan jawab pertanyaan berikut.

1. Dengan menggunakan bahasa Anda sendiri, jelaskan apa yang Anda pahami mengenai Profil Pelajar Pancasila !

Jawaban :

Profil Pelajar Pancasila menurut pemahaman saya adalah pelajar Indonesia sebagai pelajar yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Profil pelajar pancasila ada 6 (enam) yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif

 

 Tugas C.1 Peran Guru Penggerak

Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang Anda harus jawab terkait dengan Peran-peran dari seorang Guru Penggerak. Silakan jawab dengan sejujurnya.

  1. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini Anda sering lakukan ? Berikan contoh untuk memperjelas peran tersebut !
  2. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini Anda jarang lakukan, Jelaskan !
  3. Cerikan pengalaman yang paling Anda ingat terkait dengan Peran ini ! Anda dapat memilih salah satu saja untuk diceritakan.

Jawaban :

  1. Berdasarkan pengalaman peran yang saya lalukan di kelas adalah menjadi pemimpin pembelajaran dikelas, untuk peserta didik saya, supaya mereka bisa mengikuti dan merasa nyaman dan tertarik dengan pembelajaran yang saya lakukan. Sedangkan peran ketika disekolah yaitu, mencoba untuk membantu bapak/ibu guru yang kesulitan ketika ada informasi terbaru, contoh cara mengaktivasi akun belajar id, cara membuat email karena sekarang email sangat penting untuk pengisian data-data, cara menyimpan file ke dalam bentuk pdf, cara unggah file ke drive dan berbagi link, cara pengisian nilai di aplikasi E-rapor. Karena hal-hal tersebut sekarang sudah sangat booming dan sangat diperlukan ketika mengikuti diklat atau pelatihan.
  2. Berdasarkan pengalaman peran yang sejauh ini jarang saya lakukan adalah menjadi Coach bagi guru disekolah lain dan kelompok komunitas di luar lingkungan sekolah. Karena entah mengapa ketika saya mencoba berbicara didepan komunitas yang belum pernah bertemu, suara saya seperti tremor dan bergetar, entah itu karena bawaan atau karena kurang terbiasa melakukan hal tersebut, ini yang masih saya cari jawabannya,, bagaimana trik n tips supaya hal tersebut bisa berkurang di diri saya.
  3. Peran yang saya ingat yaitu ketika pertama kali sekolah kami mendapatkan SK untuk melakukan Kurikulum 2013, dimana dikurikulum tersebut rapornya bukan manual lagi dan terdiri dari 2 nilai yaitu ketrampilan dan pengetahuan, dan bukan hanya nilai tapi deskripsi juga harus dituliskan didalam rapor tersebut. Saya diberi amanat oleh Kepala Sekolah untuk mencari contoh Aplikasi rapor SMP. Saya kebingungan mau membuat rapor bagaimana, kemudian bertanya ke sekolah-sekolah lain, namun mereka juga masih bingung, namun ada juga yang sudah punya tapi karena kami belum menguasai, akhirnya kami cari literasi kembali. Dan kami bersyukur karena kemudian dari DITPSMP mereka akhirnya meluncurkan E-rapor untuk SMP, akhirnya terselesaikan masalah tentang rapor ini, karena rapor ini gratis dan terintegrasi juga dengan dapodik. Demikian pengalaman yang hari itu sangat membuat gelisah.
Tugas D.1 Mandiri


1.    Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari nilai Mandiri? Anda apat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.

2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai mandiri ?

3. Silakan Anda ceritaka secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Mandiri ini ?


Jawaban :

1.     Berdasarkan pemahaman saya kata kunci dari nilai mandiri adalah mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya, mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri

2.     Contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang guru penggerak terkait nilai mandiri yaitu berusaha mencari diklat/bimtek secara mandiri untuk pengembangan dirinya. Selain itu belajar untuk pengembangan diri melalui youtube, jika ada hal yang diras belum ditahu.

3.     Pengalaman saya terkait mandiri yaitu, ketika ada dishare digrup wa tentang sebuah pelatihan/diklat online, kemudian saya coba mendaftar, dan mengikuti alur yang ada, ternyata diklat tersebut sangat menarik dan menantang, karena materi yang diberikan adalah tentang teknologi dan pembelajaran yang terkini dan mendukung proses pembelajaran di era 4.0.




















Kamis, 16 Desember 2021

Tugas Modul 1.2.a.3. Mulai dari diri - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Tujuan Pembelajaran Khusus

  1. CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
  2. CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing

Pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri CGP. Agar CGP mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab pertanyaan nanti adalah kejujuran dalam memberikan jawaban. Tidak mengapa jika memang tidak ada atau tidak tahu. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk membantu menggali pengalaman serta nilai diri. Dijawab sejujurnya, dan jangan sampai terlewat.


A. Trapesium Usia.

Buatlah Diagram Trapesium Usia Anda sendiri dengan mengikuti instruksi berikut:

  1. Buatlah garis miring ke atas; tuliskan usia saat Anda menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut.
  2. Lanjutkan dengan membuat garis mendatar, yang menunjukkan usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia Anda saat ini.
  3. Buatlah garis miring menurun untuk menandakan masa pensiun Anda.
  4. Ingatlah dua peristiwa penting pada masa sekolah; satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang negatif. Ingatlah detail peristiwanya dan siapa saja yang terlibat. Tuliskan angka pada garis naik yang menunjukkan pada usia berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalnya umur 7 dan 12).
Hitunglah selisih dari usia Anda sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi.

Trapesium Usia yang saya buat adalah sebagai berikut :




B. Pertanyaan 

Jika Anda sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah ketiga pertanyaan berikut:

  1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat memengaruhi diri Anda di masa sekarang?
  2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?
  3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar, Makna.

Jawaban saya :

1.     Karena dimasa sekolah adalah masa dimana terjadi interaksi dengan orang lain di luar lingkungan keluarga, pikiran masih bersih ibarat sebuah kertas yang masih samar-samar, dan di masa sekolah adalah masa untuk menuju karir yang cemerlang apabila dibimbing, dan dituntun sesuai bakat dan minat yang dimiliki dan dimasa sekolah banyak terdapat hal-hal positif yang untuk dikenang baik itu kenangan positif maupun negatif.

2.     Menurut saya peran dari seorang guru jika dikaitkan dengan trapesium usia adalah, bahwa peran guru dimasa usia sekolah adalah sangat penting, karena di usia sekolah adalah usia dimana murid butuh tuntunan yang sesuai dengan bakat dan minat sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap perjalanan hidupnya 

3.     Guru adalah seseorang yang tanpa kenal lelah,penuh keikhlasan, menuntun murid untuk terus belajar, memberikan pembelajaran yang bermakna dan pengabdiannya akan terus dikenang, diingat oleh murid, sehingga akan berpengaruh terhadap perjalanan hidupnya.

 

Materi Modul 1.2

Berikut adalah materi pada Modul 1.2 Tentang Nilai dan Peran Guru Penggrak

Nilai-Nilai Guru Penggerak ada 

Peran Guru Penggerka adalah :


Rabu, 15 Desember 2021

Tugas Modul 1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu mendokumentasikan penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah.

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi  CGP menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi Nyata dimaksudkan sebagai proses pengembangan profesionalisme berkelanjutan, di mana ia dilihat sebagai kesatuan antara proses pembelajaran dan implementasi. Dengan demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus menerus, bahkan hingga Program Pendidikan Guru Penggerak telah  selesaikan. Aksi Nyatamerupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di daerah CGP.

Berikut adalah Aksi Nyata yang saya lakukan di sekolah.

Tugas Modul 1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pada Modul 1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

 Untuk memudahkan Bapak/Ibu CGP dalam merajut pemahaman dari berbagai materi, ada penugasan yang perlu dilakukan. Penugasan tersebut adalah sintesis dari berbagai materi yang sudah dipelajari.Pada Modul kali ini, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh CGP.

  1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1.
  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini ?
  3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD ?
Jawaban :

Dasar-dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

👉 Pendidik diibaratkan sebagai seorang petani yang merawat tanaman bisa tumbuh dengan baik

👉 Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

👉 Mendidik anak sesuai kodrat ala dan kodrat zaman

Yang saya percaya tentang siswa dan pembelajaran di kelas sebelum saya belajar modul 1.1 adalah :

📚 Siswa

        Sebelum : 

    • Guru adalah satu-satunya pusat informasi
    • Siswa bagaikan selembar kertas kosong dan guru bisa mewarnai sesuai kehendak guru

        Sesudah :

    • Pembelajaran berpusat pada siswa
    • Siswa adalah lembaran kertas yang sudah ada tulisannya, namun masih buram
    • Tugas guru adalah menebalkan tulisan yang baik dan menghapus tulisan yang jelek

📚 Pembelajaran

   Sebelum :

      • Guru lebih mendominasi kelas
      • Siswa harus belajar sesuai target tuntutan kurikulum dengan memfokuskan pada hasil capaian dimana nilai tertinggi menjadi patokan tercapainya pebelajaran

   Sesudah :

      • Pembelajaran lebih berpihak kepada siswa
      • Pembelajaran berorientasi kepada proses
      • Pembelajaran harus menyenagkan dan menghamba/berpihak pada anak (sistem among) tanpa adanya tekanan dan paksaaan

Yang merubah Dari Pemikiran Atau Perilaku Saya Setelah mempelajari Modul 1.1 yaitu :

    • Mengenalkan profil pelajar pancasila kepada siswa
    • Dalam pembelajaran guru harus berpihak kepada murid, karena masing-masing siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
    • Guru harus bisa menjadi teladan bagi muridnya
    • Guru harus terus belajar dan berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
    • Guru harus melek teknologi sesuai perkembangan zaman
    • Pembelajaran adalah sebuah proses bukan kompetisi
    • Guru harus dapat membimbing siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman

Yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah

    • Merancang pembelajaran yang yang berpusat kepada peserta didik
    • Merancang pembelajaran yang menyenangkan
    • Memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengerjakan tugas dan memberikan pilihan penugasan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
Berikut adalah Koneksi Antar Materi dalam bentuk video :


Senin, 13 Desember 2021

Tugas Modul 1.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya

Pada tugas kali ini saya membuat sebuah komik dan video pendek Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya. 

Berikut adalah tugas saya tentang Demonstrasi Kontekstual.







Tugas Modul 1.1.a.6 Refleksi Terbimbing – Presentasi Kerangka Filosofis Merdeka Belajar

 

Empat pertanyaan pemantik refleksi terbimbing Refleksi filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara

1.       Setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, Pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh diantaranya adalah Ki Hajar Dewantara memandang proses pendidikan adalah proses menuntun segala kodrat pada anak.

Dari pemikiran ini dapat diartikan bahwa guru seharusnya guru menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, serta menjadi teladan dalam bersikap sehari-hari. Guru yang sesungguhnya bukanlah "mengajar" sebagaimana yang sering dipraktekkan saat ini, bahwa guru dianggap senagai satu-satunya sumber pengetahuan lalu kemudian melalukan proses transfer pengetahuan yang dimiliki di depan kelas secara menoton kepada siswa tanpa memerhatikan karakteristik dari siswa.

Pengetahuan lain yang diperoleh bahwa dalam menuntun perkembangan anak, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran guru sebagai seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak seperti biji jagung yang disemai oleh pak tani. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit yang kurang baik dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak Tani. 

Demikian sebaliknya meskipun biji jagung itu yang disemai adalah bibit yang berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta tangan dingin dari pak Tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak optimal. Filosofinya adalah bahwa guru memegang peran penting dalam tumbuh kembang potensi yang dimiliki anak, bagaimana guru menuntun dan mengarahkan anak menjadi penentu perkembangan belajar anak.

2.       Kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini yaitu adanya dukungan dari semua pihak baik itu pihak keluarga, sekolah, teman sejawat,lingkungan dan fasilitas yang tersedia serta kemauan diri untuk selalu belajar dan mengembangkan diri merupakan kekuatan untuk menerapkan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam proses pembelajaran

3.       Hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengala baru ini, maka perlu dilakukan perubahan-perubahan terutama pada pola-pola pembelajaran yang dilakukan selama ini. Proses "menuntun" anak harus diberikan porsi yang lebih diutamakan dari proses "mengajar" anak.

4.       Perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara diantaranya : akan mencoba menerapkan filosofi pendidikan KHD tentang bahwa guru itu sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber belajar dan akan mencoba melakukan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik tentunya dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman

Saya sangat mengapresiasi pengetahuan dan pengalaman baru tentang pemikiran KHD yang sudah ibu pahami semoga hal tersebut dengan kekuatan yang ibu miliki dapat lebih banyak lagi yang bisa dikembangkan ke arah hal baru sesuai konteks yang ibu hadapi. Hal baru yang dimaksud adalah bagaimana ibu melaksanakan pengetahuan dan pengalaman baru yang sudah ibu pahami terhadap pemikiran KHD tersebut secara langsung kepada anak didik yang ibu dampingi sehingga menukik pada  perubahan konkret yang ingin ibu  lakukan diantaranya ibu akan mencoba menerapkan filosofi pendidikan KHD tentang bahwa guru itu sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber belajar serta ibu  akan mencoba melakukan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik.

Semoga langkah selanjutnya banyak paraktek baik yang dapat dikembangkan dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman bagi anak didik kita 

Salam semangat selalu

 

Tugas Modul 1.1.a.5.2. Ruang Kolaborasi - Unggah Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD

Berikut adalah Tugas Modul 1.1.a.5. tentang Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD. Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan untuk bekerja sama dalam mengembangkan sebuah sebuah kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal (budaya) daerah asal

Desain kerangka pembelajaran yang kontekstual menjadi sebuah langkah awal perubahan dan transformasi diri untuk membuat perubahan yang konkret di kelas dan sekolah. Pada Ruang Kolaborasi kali ini kami dibagi menjadi 3 kelompok. 

Berikut adalah hasil karya dari kelompok saya : 


Tugas Modul 1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pada kali ini Para CGP diberikan tugas untuk membuat tanggapan Reflektif Kritis.Berikut ini panduan pertanyaan yang dapat digunakan dalam membuat rekaman refleksi kritis. 

  1. Apakah intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan?  
  2. Ceritakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara?
  3. Apa yang akan lakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud?
  4. Dari konsep pemikiran KHD tersebut, mana yang sudah Anda terapkan?

Adapun tugas saya adalah sebagai berikut :

Tugas Modul 1.1.a.3. Mulai dari Diri-Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Sahabat Guru Penggerak Pada Modul ini para CGP diberikan 3 pertanyaan yaitu :
1.  Apa yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidkan dan Pangajaran?
2. Hubungan pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan kontek pendidikan disekolah saya ?
3. Apakah saya merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?

Serta Harapan dan Ekspetasi

Berikut adalah jawaban saya terkait pertanyaan yang diajukan pada LMS.

1. Yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

2.       Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan konteks pendidikan saat ini dan konteks pendidikan disekolah saya secara khusus. Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran K H Dewantara  merupakan daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Jadi proses pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia secara manusiawi secara utuh dan penuh ke arah kemerdekaan lahiriah dan batiniah. Yang dampaknya adalah mencerdaskan seseorang sehingga ia terbebaskan dari belenggu “kebodohan”

3.    Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah ada hal yang sudah saya lakukan sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara, namun masih banyak hal yang belum kami terapkan. Dari konsep pemikiran KHD tersebut yang sudah saya terapkan, adalah memerdekakan belajar siswa secara lahiriah dan batiniah.

a.    Dengan melakukan pembiasaan literasi diawal pelajaran

b.    Membiasakan siswa untuk memimpin berdoa di awal pelajaran dan diakhir pelajaran.

c.   Berusaha untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan keadaan yang dialami oleh siswa tersebut.

d.    Melakukan piket kelas, sehingga lingkungan belajar akan terasa nyaman

2.  Harapan dan Ekspektasi

a.       Saya berharap setelah saya mempelajarai modul ini saya bisa untuk mendidik dan mengajar siswa sesuai dengan filosofi KHD dan bisa untuk menjadi guru 3 arah, didepan, didalam dan dibelakang siswa, yaitu saya bisa menjadi teladan yang baik untuk siswa, saya bisa memandu siswa untuk menciptakan karya sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan saya terus bisa menjadi pendorong belajar siswa. Selain itu saya berharap saya bisa mendidik siswa (sikat, pengetahuan dan keterampilan) menggunakan metode-metode yang lebih baik

b.      Harapan saya untuk siswa setelah saya mempelajari modul ini adalah siswa dapat mengembangkan dirinya secara sikap/karakter, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan potensi yang dimiliki, berharap mereka bisa belajar dari segala hal dan memiliki semangat belajar yang tinggi.

c.       Kegiatan yang saya harapkan adalah adalah ada pemaparan yang lebih mendalam, diskusi kelompok dan contoh-contoh kongkrit yang bisa saya gunakan sehari-hari

Materi yang saya harapkan adalah materi tentang pengajaran yang sesuai dengan sekarang dan pengajaran yang bervariatif dan mudah dipahami siswa.

Manfaat yang saya harapkan adalah saya memiliki ilmu baru, bisa mengaplikasikannya di kehidupan nyata dan siswa bisa berkembang sesuai bakat minat mereka, memiliki karakter yang baik serta bisa belajar secara mandiri.


MATERI MODUL 1.1 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Sumber gambar : id.pinterest.com

Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),  “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

 

Dasar-Dasar Pendidikan

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.

Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

Dasar-Dasar Pendidikan

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu CGP mengenai Filosopi Pendidikan Indonesia KHD, Bapak/Ibu CGP diminta untuk mencermati bahan bacaan berikut.

 

Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu CGP mengenai Filosopi Pendidikan Indonesia KHD, Bapak/Ibu CGP diminta untuk mencermati bahan bacaan berikut.

 

Materi ini diambil dari Modul Pendidikan Guru Penggerak