Senin, 11 Juli 2022

3.2.a.4.2. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pembelajaran

 3.2.a.4.2. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pembelajaran

Selain menjawab pertanyaan pada kegiatan sebelumnya, Anda juga diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Studi Kasus 1

Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.  Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 

Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan.  Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen.  Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan.  Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan.  Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp

Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK.  Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 


Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

ilakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu jawab tiap pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’. 

Contoh Jawaban: 
Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Lilin… 
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat… 

Studi Kasus 2

Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.  Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur  mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. 

Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.


Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Kasus 1

Saya melihat kasus Bu Lilin berada dalam kondisi Pendekatan Berbasis pada kekurangan peserta didik. Dimana dalam kasus 1 Bu Lilin bahwa karakter dan dan tingkat kepandaian siswa semenjak PPDD menggunakan system zonasi menjadi heterogen, dan hal inlah yang menjadi suatu kekurangan sehingga menyebabkan materi yang disampaikan kepada peserta didik kurang dipahami. Selain itu kondisi kelas yang sulit dikendalikan merupakan masalah yang yang sangat menggangu dalam proses pembelajaran yang terjadi.

Akibat dari selalu melihat kekurangan menyebabkan ketidaknyamanan dan bisa menimbulkan rasa emosional sehingga akan mudah marah dan merasa kelelahan hal ini bisa memicu ketidaksukaan dari murid-muridnya.

Apabila saya sebagai kepala sekolah saya akan memanggil Ibu Lilin dan memberikan pemahaman bahwa murid semenjak PPDB system zonasi sangat berbeda, karena murid yang ada sekarang adalah siswa yang heterogen dan hal ini merupakan aset bagi sekolah. Siswa yang heterogen jangan dilihat dari sisi kekurangannya saja. Dan sebagai guru hal ini bisa dijadikan tantangan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakteristik siswa, sehingga pembelajaran bisa berdeferensiasi dan akan memunculkan potensi dari siswa yang heterogen tersebut.

 

Kasus 2

Pendapat saya mengenai sikap Pak Pur.

Menurut saya seharusnya Pak Pur, merasa bangga, karena direkomenasikan oleh Kepala Sekolah untuk menjadi Pengawas dan didukung oleh semua guru yang ada. Karena Pak Pur mempunyai potensi dan sumber daya yang dimiliki yaitu portofolio, alat peraga yang dimiliki serta nilai UKG yang bagus, hal ini merupakan suatu modal diri untuk lulus menjadi pengawas sekolah. Jika Pak Pur lulus menjadi pengawas sekolah akan memberikan suatu perubahan dalam ekosistem sekolah yang ada diwilayah kerja Pak Pur.

 

Jika saya sebagai kepala sekolah, hal pertama yang akan saya lakukan yaitu saya akan memanggil Pak Pur dan memberi pemahaman bahwa Pak Pur mempunyai aset dan kekuatan yang dimiliki, dengan aset inilah Pak Pur bisa menyelesaikan tantangan dengan potensi dan kekuatan yang dimilikinya. Berdasarkan kekuatan yang ada Pak Pur bisa membuat rencana untuk menerima dan menjalankan profesinya sebagai pengawas sekolah, dan diharapkan bisa memberikan suatu perubahan positif untuk sekolah yang nanti akan menjadi binaann

0 komentar:

Posting Komentar