Ini adalah Pemilik Blog

Blog ini dibuat untuk Pendidikan.

AYO SEGERA KUNJUNGI DAN INSTALL APLIKASI MERDEKA MENGAJAR

Pastikan Login Dengan Menggunakan Akun Pembelajaran belajar.id.

My Family

My Little Family.

Honai

Honai adalah merupakan rumah adat Papua.

Selasa, 22 Februari 2022

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Koneksi Antar Materi dari Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak serta Budaya Positif dengan Pembelajaran Berdeferensiasi.


Tujuan Pembelajaran KhususCGP menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang meningkat dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Pengertian Pembelajaran Berdeferensiasi yaitu 

" Serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid."


Ada 3 strategi diferensiasi, antara lain :

1. Diferensiasi konten, terkait dengan materi ajar yang disampaikan kepada murid, media konret dan abstrak, memastikan murid dapat mengakses materi sesuai gaya belajarnya.

 2. Diferensiasi proses, terkait dengan pemahaman murid memaknai materi yang dipelajari, dengan cara: kegiatan berjenjang, pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual, memvariasikan lama waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, menggunakan pengelompokkan yang fleksible.

 3. Diferensiasi produk, terkait dengan tagihan pembelajaran atau hasil karya pekerjaan murid, atau sesuatu yang ada wujudnya, seperti: tulisan/karangan/foto/video, dll.

Langkah-langkah penerapan diferensiasi

  1. Menentukan tujuan pembelajaran 
  2. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid 
  3. Menentukan strategi yang akan dilakukan dan alat penilaian (menggunakan diagram equalizer) Menentukan kegiatan pembelajaran: berupa konten, proses dan produk 
  4. Melakukan refleksi (meningkatkan hal yang menjadi kekurangan dan mempertahankan hal yang menjadi kelebihan, adanya faktor pendukung dan penghambat).
Mengapa perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi?
Karena: 
1. Kemampuan siswa berbeda dan beragam dalam hal minat, kesiapan, serta profil belajar siswa. 
2. Agar pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa menemukan kebahagiaan dan merdeka belajar guna tercipta profil pelajar Pancasila.

Bagaimana pembelajaran diferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal? 
Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar murid, guru dapat mengetahui dan memahami gaya belajar murid (auditori, visual maupun kinestetik). Solusinya guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran, untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid.

Kaitan Antar materi modul 1 dan 2.1 Kaitan antar materi: 
Modul 1 menjelaskan tentang Filosofis Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat anak dipembelajaran berdiferensiasi juga pembelajaran berdasarkan kebutuhan anak, nilai dan peran guru penggerak, visi murid merdeka (BAGJA), serta penerapan budaya positif di sekolah. Hal ini erat kaitannya dengan modul 2.1 yang menjelaskan tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi, sehingga kebutuhan murid yang beragam dapat terpenuhi dengan baik dan tercapainya pembelajar sejati, dengan profil pelajar Pancasila dan terwujudnya cita-cita merdeka belajar. 





Demikian Koneksi Antar Materi yang saya buat, mohon masukan dan saran yang membangun, Terima KAsih. Salam Sehat dan Bahagia

Jumat, 18 Februari 2022

Buku Informatika Kelas 7

Berikut adalah Kumpulan Buku Informatika Kelas 7 yang penulis download dari Platfom Merdeka Mengajar yang bisa diunduh melalui Playstore, atau juga bisa melalui website di alamat https://guru.kemdikbud.go.id/

Semoga bermanfaat. Dan untuk mendapatkan materi yang lain silahkan kunjung Website https://guru.kemdikbud.go.id/

Berikut adalah Materi Informatika Kelas 7 SMP.

Materi Bab 1


Materi Bab 2


Materi Bab 3

Materi Bab 4

Materi Bab 5

Materi Bab 6


Materi Bab 7

Materi Bab 8

Materi Bab 9

Demikian Materi Informatika semoga bermanfaat. Sumber berasal dari Plat Form Merdeka Mengajar.

Sabtu, 12 Februari 2022

Jurnal Refleksi Minggu Ke 9

 Sabtu, 12 Februarin 2022

Fact (Peristiwa)

Diawal Modul 2 Kegiatan Guru penggerak, masih tetap menggunakan Alur MERRDEKA. Dan diawal modul biasanya ada Prestes. Soal Pretes pada LMS berjumlah 3 soal. Kemudian dilanjutkan dengan Pendahuluan yang berisi Video surat dari Instruktur, Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dengan Fasilitator dan para CGP dari Kabupaten Jayawijaya dan Nabire. Dan ditutup kegiatan di Minggu ke 9 dengan pelaksanaan Lokakarya Ke 2 yang bertempat di SMA N 1 Wamena.

Feeling (perasaan yang dialami)

Perasaan yang saya alami di Minggu ke 9 sangat senang karena bisa bertemu dengan teman CGP dari Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Nabire, serta tentunya Ibu Tatik Dwi Wahyuni selaku Fasilitator, meskipun dilakukan dengan tatap maya, namun hal ini tidak menjadi masalah. Kami berada di Ruang kolaborasi dengan menggunakan Google Meet, meskipun keluar masuk ruangan meet, namun kami tetap bersemangat. Pada Ruang Meet selain

Finding (pembelajaran yang didapat)

Di dalam modul 2 ini banyak sekali materi yang baru dan menarik tentunya. Yaitu tentang Pembelajaran Berdeferensiasi, kebutuhan belajar murid yang terdiri adari 3 aspek yaitu

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid

Gaya belajar murid ada 3 yaitu : visual, auditori, kinestetik, cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. Serta bagaimana cara kita sebagai guru bisa memfasilitasi siswa dengan berbagai karakter dan sifat supaya pembelajaran bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dan didalam Lokakarya kami juga bertemu dengan Bapak Asrul dari P4TK bahasa yang memberikan motivasi dan support kepada kami, supaya tetap bersemangat dala mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini. Jaringan internet memang kurang stabil, namun hal itu bukan menjadi hambatan bagi kami, kami akan tetap berjuang dan berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

 

Future (penerapan kedepan)

Penerapan ke depan semoga setelah mempelajari modul ini, saya bisa membuat RPP Berdeferensiasi dan bisa menerapkannya dikelas saya, meskipun sedikit demi sedikit. Dan semoga murid juga nantinya bisa mendapatkan materi sesuai dengan yang mereka harapkan.


Lokakarya 2

Pada Hari ini Sabtu tanggal 12 Februari 2022, Kami CPG Kabupaten Jayawijaya melaksanakan Lokakarya yang kedua bertempat di SMA N 1 Wamena.

Kegiatan dimulai Pukul 08.00-16 WIT

Berikut adalah Dokumentasi Kegiatan Lokakarya CGP Angkatan 4 Kabupaten Jayawijaya


 







2.1.a.5 Ruang Kolaborasi 1 - Modul 2.1

 

2.1.a.5 Ruang Kolaborasi 1 - Modul 2.1

Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP dapat meningkatkan pemahamannya tentang berbagai strategi diferensiasi melalui latihan mencermati rencana pembelajaran milik orang lain.

beberapa pertanyaan berikut.

  1. Bagaimana kita dapat memvariasikan materi berdasarkan kesiapan, minat, atau profil belajar murid saya?
  2. Bagaimana kita dapat memvariasikan struktur, tingkat dukungan, dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran?
  3. Bagaimana kita bisa memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas?
  4. Bagaimana kita dapat memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka?
  5. Bagaimana proses kerja kelompok membantu kita memahami pembelajaran berdiferensiasi dalam tataran praktis?

bersama rekan kelompok akan diminta untuk membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk satu materi yang dapat Anda pilih sendiri. 

Rencana Pembelajaran berdiferensiasi tersebut dapat dibuat berdasarkan konteks atau kasus nyata yang terjadi di kelas salah satu anggota kelompok Anda atau dapat juga menggunakan contoh kasus yang telah tersedia. 


Berikut adalah contoh dari RPP


Berikut adalah dokumentasi ketika di Ruang kolaborasi




2.1.a.4.1. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep Modul 2.1

 

2.1.a.4.1. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep Modul 2.1

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang diferensiasi konten, proses, dan produk.
  2. CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer. 
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab CGP adalah :
1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut ?
2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat ?
3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan  Mengapa?
4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut ?

Jawaban :

1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel bahwa 

Ada 3 strategi yang menjadi dasar dalam praktek diferensiasi yaitu kesiapan belajar, minat murid dan profil belajar murid. 

a. Diferensiasi konten, terkait dengan materi apa yang diajarkan pada murid, tanggapan pada tingkat kesiapan minat siswa dan profil belajar atau kombinasi antara kesiapan minat siswa dan profil belajar minat murid.

b. Diferensiasi proses, tentang bagaimana murid memahami/ memaknai infomasi atau materi yang dipelajari, proses apa yang perlu dipersiapkan.

c. Diferensiasi produk, terkait dengan tagihan yang diharapkan dari murid yang merupakan hasil karya murid yang harus ditunjukkan pada guru (ada wujudnya).

2. Gagasan baru yang saya dapat dari video dan artikel tersebut antara lain: Aspek pemetaan kebutuhan murid, Strategi penerapan pembelajaran berdifferensiasi, RPP  berdifferensiasi dan Langkah atau cara menerapkan differensiasi di kelas juga di sekolah, Menciptakan lingkungan belajar yang berdifferensiasi.

3. Menurut saya untuk memulai pembelajaran berdiferensiasi akan sangat sulit dilakukan, karena banyak siswa yang belum paham dengan materi dan masih terbatasnya gambaran saya terkait pembelajaran berdeferensiasi

4. Klarifikasi yang masih diperlukan yaitu contoh nyata penerapan dalam pembelajaran berdeferensiasi, pembuatan  RPP berdeferensiasi, ciri-ciri pembelajaran berdeferensiasi  dan cara penilaiannya



Diagram Frayer adalah pengatur grafis untuk membantu membangun pemahaman atas kosakata atau terminologi tertentu. Teknik ini menuntut seseorang untuk mendefinisikan kosakata atau terminologi yang menjadi target dan menerapkan pemahamannya dengan mengidentifikasi apa yang merupakan contoh dan bukan contoh, memberi ciri, dan/atau mendeskripsikan arti kata tersebut. Informasi ini ditempatkan pada bagan yang dibagi menjadi empat bagian untuk memberikan representasi visual.

Diagram ini dinamakan sebagai diagram Frayer karena dikembangkan pertama kali oleh Dorothy Frayer, seorang educational psychologist.





Materi Modul 2.1

 

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. 

Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan

Belajar Murid


Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. 

Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

1. KESIAPAN BELAJAR (READINESS)

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”?

Bayangkanlah situasi berikut ini:

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Bu Renjana ingin mengajarkan muridnya membuat karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya. 

  • Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
  • Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas.
  • Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.

Apa yang dilakukan oleh Bu Renjana di atas adalah memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar.

Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita hanya akan membahas 6 perspektif dari beberapa contoh perspektif  yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47).

Kesiapan Belajar

Tombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).

  1. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
    Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru,  yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang  jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut.  Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif. 

  2. Konkret - Abstrak
    Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak. 

  3. Sederhana - Kompleks 
    Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.

  4. Terstruktur - Open Ended
    Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain murid mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.

  5. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
    Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.

  6. Lambat - Cepat
    Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.

Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29).
  

Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan

 Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan

 Belajar

Berikut ini adalah contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness):






2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

 

2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang diferensiasi konten, proses, dan produk.
  2. CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer.

Sebuah Ilustrasi

Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana menyiapkan 25 soal perkalian.

Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat ?, Jika ya mengapa? Jika tidak, mengapa?

2. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan ? Jelaskan engapa Anda melakukan hal tersebut .

Jawaban :

1.       Menurut saya, strategi yang dilakukan Ibu Renjana diawal tepat karena supaya tidak menggangu teman lainnya, namun jika dikaitkan dengan pembelajaran diferensiasi yang dilakukan Ibu Renjana tidak tepat karena jenis soal dan tingkat kesulitannya sama.

2.       Jika saya sebagai Ibu Renjana, maka saya akan meminta kepada ketiga siswa tersebut untuk menjadi tutor sebaya, dan saya juga akan mencoba melakukan identifikasi kebutuhan belajar siswa termasuk ketiga murid tersebut.

Refleksi

1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pembelajaran Berdeferensiasi ?

2. Mengapa kita perlu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid 
    3.Sebagai guru apa yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan         belajar murid-murid kita ? Apa saja yang perlu dipertimbangkan ?


Jawaban :

1. Pembelajaran Berdeferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan sebuah proses pembelajaran (dengan membuat keputusan asuk akal) di dalam kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu pada setiap murid tersebut.

2.Kita perlu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid karena kita sebagai guru sangat mengharapkan murid kita dapat mencapat tujuan pembelajaran yang telah kita rumuskan, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
    3.Yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi  kebutuhan belajar murid ada tiga yaitu : 1). Kesiapan belajar (readiness) murid 2). Minat urid dan 3) Profil belajar murid


2.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.1

 

2.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.1

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengidentifikasi pengetahuan awal mereka tentang konsep Pembelajaran Berdiferensiasi.

Beberapa pertanyaan yang harus kami jawab diantaranya :

1. Ceritakan pengalaman Anda yang paling berkesan pada saat Anda melakukan proses pembelajaran di dalam kelas dengan murid yang beragam 

Jawaban :

Pada saat pembelajaran di laboratorium dan pada saat itu saya berikan sebuah tugas untuk mengetik, dan saya sudah jelaskan panjang lebar. Ternyata hanya ada 3-5 anak yang bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik tanpa bertanya kembali kepada saya, sedangkan siswa yang lainnya harus kita tuntun satu persatu dalam mengerjakan tugas yang telah saya berikan

2. Apa yang telah Anda ketahui tentang pembelajaran berdeferensiasi ?

Jawaban :

Pembelajaran yang dilakukan dengan banyak cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan

3. Setelah menyaksikan video diatas, menurut Anda bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi ? terutama untuk memenuhi kebutuhan belajar murid)

Jawaban :

Pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, karena peserta diidk mempunyai keunikannya masing-masing. Dan tentunya setiap peserta didik mempunyai bakat dan minatnya masing-masing, namun kita sebagai guru diharapkan mampu untuk menjelaskan bahwa semua mata pelajaran penting. Dan kita sebagai guru bisa menerapkan metode pembelajaran yang berbeda ketika ada peserta didik belum berhasil mengerjakan tugas yang telah kita berikan.

4. Apa yang ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang Pembelajaran Berdeferensiasi ? 

Jawaban :

Apa pengertian pembelajaran Diferensiasi, manfaat serta cara penerapan yang harus kita lakukan sebagai guru supaya pembelajaran bisa mencapai tujuan yang diinginkan, dan tentunya supaya peserta didik mampu menerima materi baru yang kita berikan.


Demikian jawaban yang saya buat, mohon koreksi dan masukan.

Salam Sehat dan Bahagia

Guru Bergerak Indonesia Maju



Jumat, 04 Februari 2022

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menyampaikan pembelajaran dari penerapan konsep inti dari modul budaya positif serta pemahaman mereka mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.  


Latar Belakang :

Untuk melakukan perubahan praktik disiplin positif dengan budaya positif


Tujuan :

1. Menanamkan budaya positif yang akan menjadi bekal hidup untuk murid sepanjang perjalanan hidupnya.

2. Menjadikan keyakinan kelas sebagai pembiasaan agar siswa menjadi lebih baik.


Linimasa Tindakan

Di setiap akhir Modul di Pendidikan Guru Penggerak, kami diberikan Tugas Aksi Nyata, pada Aksi Nyata Modul 1.4. Budaya Postif,para CGP melakukan Aksi Nyata Pembuatan Keyakinan Kelas dan Seri Berbagi/Webinar materi yang ada di dalam Modul Budaya Positif. Seri Berbagi/Sharing bisa dilakukan dengan moda Luring (Luar Jaringan) ataupun Daring (Dalam Jaringan).

Pada Tugas kali ini saya CGP Angkatan 4 Kabupaten Jayawijaya melakukan seri berbagi dengan cara Luring. Kegiatan tersebut saya laksanakan pada Hari Kamis Tanggal 3 Februari 2022 bertempat di SMP YPK Betlehem Wamena. Peserta yang hadir pada kesempatan tersebut adalah Kepala Sekolah, Guru SMP YPK Betlehem Wamena.

Materi yang dibagikan yaitu Perubahan Paradigma, Konsep Disiplin Positif dan Motivasi, Keyakinan Kelas, Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Lima Posisi Kontrol dan Segitiga Restitusi.

Berikut adalah materi yang saya sharing kepada Guru di SMP YPK Betlehem

 

Berikut adalah Dokumentasi Kegiatan Webinar/seri berbagi Aksi Nyata saya.

Jangan Lupa Like, berikan komentar dan Subscribe.


Materi Budaya Postif

1. Perubahan Paradigma


2. Konsep Disiplin Positif


3. Keyakinan Kelas


4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar


5. Lima Posisi Kontrol


6. Segitiga Restitusi


Berikut adalah Materi ketika Berbagi di SMP YPK Betlehem Wamena


Demikian Tugas Modul 1.4 Aksi Nyata yang telah saya lakukan. 

Semoga bermanfaat. Salam Sehat dan Bahagia.

Mohon masukan dan kritik yang membangun.

Guru Bergerak Indonesia Maju.


#GuruPenggerak

#GuruPenggerakAngkatan4