2.3.a.4.3.
Eksplorasi Konsep - TIRTA Sebagai Model Coaching
Durasi : 1 JP (45 menit)
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP mendemonstrasikan pemahaman mengenai model coaching TIRTA
2. CGP mengidentifikasi langkah-langkah
dalam model coaching TIRTA
Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak,
Terima kasih Anda
masih meluangkan waktu untuk bereksplorasi secara mandiri mengenai konsep coaching di
konteks pendidikan dan komunikasi yang memberdayakan sebagai salah satu
keterampilan dasar coaching. Sekarang, saatnya Anda
mempelajari tentang satu model coaching yang akan Anda
praktekkan yaitu TIRTA: satu model coaching yang dapat
membantu peran coach dalam membuat alur percakapan menjadi lebih efektif dan
bermakna.
Silahkan klik
tombol
Eksplorasi Konsep - Pembelajaran 1
TIRTA
TIRTA
dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat
luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah
kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.
Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu
mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari
sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal
yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,
3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam
memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan
sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk
maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan
menjalankannya.
Model
TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk
memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat
tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar
menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan
pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di
komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.
TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Dari
segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita
ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga
ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu
tetap mengalir, tanpa sumbatan.
Tugas
Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa
mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat
perkembangan potensi dalam dirinya.
Dengan
demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang
ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.
Tujuan Umum
TIRTA
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Umum (Tahap awal
dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati
tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Dalam
tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam
pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:
a.
Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
c. Apa tujuan dari pertemuan ini?
d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?
Seorang coach menanyakan
kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin
diraih coachee.
Identifikasi
Identifikasi (Coach melakukan
penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan
dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
Beberapa
hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:
a.
Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih
tujuan?
f. Apa solusinya?
Rencana Aksi
Rencana Aksi
(Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
a.
Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu?
d. Bagaimana jangka waktunya?
e. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
f. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?
TAnggungjawab
TAnggungjawab (Membuat
komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
a.
Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?
Dari semua langkah dalam
model TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?
Kendala apakah yang
mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam model
TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan
murid Anda di sekolah?
0 komentar:
Posting Komentar