Minggu, 08 Mei 2022

2.3.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Coaching

 Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menganalisa setiap proses coaching dan mengeksplorasi teknik yang digunakan dalam coaching.



Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Setelah secara mandiri Anda mempelajari konsep coaching di konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan dan model coaching, sekarang saatnya mendiskusikan hasil pemahaman Anda mengenai hal-hal tersebut.

Tentunya Anda sudah memahami mengenai coaching dalam konteks pendidikan, bagaimana komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching, dan model TIRTA. Silakan renungkan pertanyaan-pertanyaan ini.

  1. Adakah pergeseran paradigma berpikir Anda ketika Anda berhadapan dengan situasi  yang dialami baik oleh rekan sesama pendidik maupun murid Anda?
  2. Sebagai pendidik, mengapa Anda memerlukan keterampilan coaching selain keterampilan yang lainnya?
  3. Salah satu prinsip coaching adalah kemitraan yang setara. Apakah kendala yang akan Anda hadapi ketika harus menempatkan diri Anda pada posisi yang setara dengan murid sebagai coachee?

Setelah merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, simaklah video mengenai coaching model TIRTA berikut.

Play Video

Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee? 
  2. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)
  3. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?
  4. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?

 

 

1. Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi permasalahan) yang dihadapi coachee? 

 

Langkah awal adalah Memberikan waktu yang seluas-luasnya dan situasi yang nyaman bagi coachee untuk mencurahkan permasalahan. Membantu coachee untuk mengenal dan menentukan tujuan coaching. Coach mengajukan pertanyaan efektif untuk menggali permasalahan yang terjadi pada diri coachee dan Mendengarkan apa yang menjadi perhatian dan keyakinan dari coachee serta Membangun komunikasi asertif dengan coachee. Coach Menggarisbawahi dari komunikasi coachee dan membantunya memahami sendiri permasalahan yang dihadapi coachee. Melakukan curah pendapat dan membantu coachee menentukan tindakan-tindakan yang memungkinkan coachee mempraktikkannya serta Mendorong coachee menggali ide dan alternative solusi dan menentukan keputusan. Coach Mendorong terciptanya sebuah rencana coachee untuk menyelesaikan masalah dengan hasil yang dapat dicapai dalam rentang waktu yang jelas, terukur, dan spesifik sesuai kebutuhan. Coach Mendorong coachee agar bertanggung jawab atas aksi nyata yang coachee akan lakukan berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai atau rencana spesifik sesuai jadwal.

 

Langkah awal yaitu memberikan rasa nyaman bagi coachee untuk mencurahkan permasalahan yang dihadapi. Membantu coachee untuk mengenal dan menentukan tujuan,  identifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali permasalahan yang terjadi pada diri coachee. Rencana Aksi dengan cara menggali ide atau alternative solusi dan menentukan keputusan. Mendorong coachee untuk bertanggung jawab atas aksi yang akan coachee lakukan terkait hasil yang ingin dicapai

 

2. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi (permasalahan) yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)

 

Memberikan rasa nyaman kepada coachee, memposisikan diri sebagai pendengar yang memberikan perhatian dan menghargai tentang apa yang disampaikan dan dirasakan oleh coachee. Membantu coachee mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan, dan membantu merefleksikan

 

Memberikan keyakinan kepada coachee bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dan membangun keakraban yang memberikan kenyamanan kepada coachee untuk berbagi keluh kesah yang dihadapi. Coach memposisikan diri sebagai pendengar aktif yang memberikan perhatiaan dan menghargai apa yang dirasakan coachee. Coach Membantu mengembangkan kemampuan coachee dalam mengambil keputusan, menerima umpan balik, dan membantu merefleksikan.

 

 

3. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?

 

Dalam situasi dan konteks local kelas sekolah, praktek coaching model TIRTA sangat mungkin untuk diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi murid, guru dan sekolah. Tantangan utama saya mempraktikkan coaching model TIRTA adalah kemampuan komunikasi. Kemampuan komunikasi yang tidak mendominasi akan tetapi menggali serta menghormati coachee. Kemampuan komunikasi yang mampu menampilkan komunikasi yang cermat dan focus. Komunikasi yang menjadikan coach sebagai pendengar aktif dan dan penanya efektif untuk menemukan pemahaman, rencana, tindakan dan tanggung jawab.  

Praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks local kelas sekolah yaitu diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi murid, guru dan sekolah. Tantangan utama yang saya hadapi dalam melakukan praktek coaching yaitu kemampuan dalam berkomunikasi, serta kadang masih belum sepenuhnya terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi

 

4. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?

Yang dapat membantu melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah saya yaitu murid, guru, tenaga administrasi dan kepala sekolah. Karena kesemuanya pasti mempunyai permasalahan. Namun yang paling utama yaitu praktek coaching dengan murid.

Seluruh warga sekolah (murid, guru, tenaga kepegawaian dan kepala sekolah) biasa menjadi patner dalam melatih praktek coaching model TIRTA. Karena kesemuanya pasti memiliki permasalahan masing-masing yang harus dihadapi dan diselesaikan. Yang paling utama adalah permasalahan murid yang menjadi focus utama. Praktik coaching yang dilakukan pada murid nantinya akan dikomunikasikan kepada seluruh warga sekolah selain murid yang dijadikan dasar dan pijakan melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan prima pada murid. Guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah berembug bersama mengambil langkah nyata untuk menjadikan data hasil coaching sebagai suatu kebijakan. Guru akan menjadi bagian dari komunitas praktisi yang akan mempraktikkan coaching model TIRTA.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar