Minggu, 08 Mei 2022

Jurnal Refleksi minggu ke-16.


Tanggal 28 Maret - 2 April 2022

Fact (Peristiwa)

Pada Minggu ke-16 ini, kegiatan pembelajaran pada modul 2.3 Couaching memasuki tahap akhir. Pada hari Senin diawali dengan Refleksi Terbimbing pada Hari Senin tanggal 28 Maret 2022, kemudian dilanjutkan dengan hari Selasa dan Rabu, yaitu Demonstrasi Konstektual dalam hal ini saya mengambil Coaching bersama dengan siswa,  kemudian melakukan editing dan mengupload hasilnya di LMS, di Hari Sabtu Elaborasi Pemahaman Coaching bersama Instruktur Ajeng Wulansasi, Fasilitator, Pengajar Praktik dan Para CGP dari Kabupaten Jayawijaya, Nabire, Biak dan Maluku. Dan ditutup hari Sabtu dengan Jurnal Refleksi.

 

Feeling (perasaan yang dialami)

Perasaan yang saya alami dalam minggu ke 16 ini sangat senang karena mendapatkan ilmu baru tentang Coaching. Baik dalam pembelajaran secara mandiri di LMS, Ruang Kolaborasi bersama fasilitator serta di Ruang Elaborasi bersama Instruktur

Finding (pembelajaran yang didapat)

Pembelajaran minggu ini membuat saya lebih memahami tentang Coaching. Coaching adalah sebuah percakapan, dialog saat seorang coach dan seseorang berinteraksi dalam senuah komunikasi yang dinasmis untuk mencapai tujuan, meningkatkan kinerja dan menuntun seseorang untuk mencapai keberhasilannya. Couching dalam konteks pendidikan, pentingnya proses coaching : proses untuk mengaktivasi kerja otak murid, pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.Tut Wuri Handayani sebagai mindset, yaitu bahwa murid adalah Mitra Belajar, Emansipasif, Kasih dan Persaudaraan, Ruang Perjumpaan Pribadi. Pendampingan Coaching dengan system Among yaitu bahwa pendidik itu sebagai penuntun, bahwa dengan coaching ini sebagai proses pendekatan komunikasi dengan proses among dengan menggunakan model TIRTA sehingga coachee mengalami proses yang bermakna dan potensi dapat tergali dengan optimal. Adapun percakapan dengan coaching bisa diawali dengan Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Bagaimana. TIRTA diibaratkan air (sansekerta) jadi murid diibaratkan air tugas guru memastian air mengalir tanpa sumbatan, coacing adalah alat untuk menyingkirkan sumbatan.

Future (penerapan kedepan)

Dengan mempelajari modul Couching, ini harapan ke depan apabila menemui kasus atau permasalahan saya akan mencoba menerapkan teknik coaching dengan model TIRTA sehingga siswa bisa tergali potensinya, mendapatkan pembelajaran yang bermakna sehingga bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, kita sebagai pendidik hanya menuntun dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan Model TIRTA.

Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-16 Calon Guru Penggerak, semoga bermanfaat. Salam Sehat dan Bahagia

 

0 komentar:

Posting Komentar