Tanggal
28 Maret - 2 April 2022
Fact
(Peristiwa)
Pada Minggu ke-16 ini, kegiatan
pembelajaran pada modul 2.3 Couaching memasuki tahap akhir. Pada hari
Senin diawali dengan Refleksi Terbimbing pada Hari Senin tanggal 28 Maret 2022,
kemudian dilanjutkan dengan hari Selasa dan Rabu, yaitu Demonstrasi Konstektual
dalam hal ini saya mengambil Coaching bersama dengan siswa, kemudian melakukan editing dan mengupload
hasilnya di LMS, di Hari Sabtu Elaborasi Pemahaman Coaching bersama Instruktur
Ajeng Wulansasi, Fasilitator, Pengajar Praktik dan Para CGP dari Kabupaten
Jayawijaya, Nabire, Biak dan Maluku. Dan ditutup hari Sabtu dengan Jurnal
Refleksi.
Feeling
(perasaan yang dialami)
Perasaan yang saya alami
dalam minggu ke 16 ini sangat senang karena mendapatkan ilmu baru tentang
Coaching. Baik dalam pembelajaran secara mandiri di LMS, Ruang Kolaborasi
bersama fasilitator serta di Ruang Elaborasi bersama Instruktur
Finding
(pembelajaran yang didapat)
Pembelajaran minggu ini membuat
saya lebih memahami tentang Coaching. Coaching adalah sebuah percakapan, dialog
saat seorang coach dan seseorang berinteraksi dalam senuah komunikasi yang
dinasmis untuk mencapai tujuan, meningkatkan kinerja dan menuntun seseorang
untuk mencapai keberhasilannya. Couching dalam konteks pendidikan, pentingnya
proses coaching : proses untuk mengaktivasi kerja otak murid,
pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi,
pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir
secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.Tut Wuri
Handayani sebagai mindset, yaitu bahwa murid adalah Mitra Belajar, Emansipasif,
Kasih dan Persaudaraan, Ruang Perjumpaan Pribadi. Pendampingan Coaching dengan
system Among yaitu bahwa pendidik itu sebagai penuntun, bahwa dengan coaching
ini sebagai proses pendekatan komunikasi dengan proses among dengan menggunakan
model TIRTA sehingga coachee mengalami proses yang bermakna dan potensi dapat
tergali dengan optimal. Adapun percakapan dengan coaching bisa diawali dengan
Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Bagaimana. TIRTA diibaratkan air (sansekerta) jadi
murid diibaratkan air tugas guru memastian air mengalir tanpa sumbatan, coacing
adalah alat untuk menyingkirkan sumbatan.
Future
(penerapan kedepan)
Dengan mempelajari modul Couching, ini
harapan ke depan apabila menemui kasus atau permasalahan saya akan mencoba
menerapkan teknik coaching dengan model TIRTA sehingga siswa bisa tergali
potensinya, mendapatkan pembelajaran yang bermakna sehingga bisa menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, kita sebagai pendidik hanya
menuntun dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan Model
TIRTA.
Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-16 Calon
Guru Penggerak, semoga bermanfaat. Salam Sehat dan Bahagia
0 komentar:
Posting Komentar