Jumat, 07 Januari 2022

Jurnal Refleksi Minggu Ke 2

 

Wamena, 30 Oktober 2021

Pada minggu kedua ini, saya akan mencerikan tentang modul dan tugas yang saya pelajari dan kegiatan vicon serta kolaborasi dengan teman CGP angkatan 4 dari Kabupaten Jayawijaya.Adapun modul yang sya pelajari yaitu modul 1.1.a.6 sampai dengan modul 1.1.a.8. Setelah mempelajari modul, merenung dan mengkaitkan dengan kegiatan yang saya alami selama ini, saya teringat ketika ada seorang siswa yang sangat pendiam pemalu, saya minta anak tersebut untuk mempimpin berdoa didepan kelas dia belum berani, kemudian hal ini saya sangkut pautkan dengan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan diharapkan berpusat pada anak. Kemudian sy berpikir kembali bagaimana mau berpusat pada anak, kalau ada siswa yang belum berani untuk  memimpin doa didepan kelas.Dari hal inilah kemudian setelah diakhir pembelajaran saya menyempatkan untuk setiap anak sebelum keluar dari kelas untuk bercerita tentang apa yang dia pelajari hari ini dengan bahasanya sendiri.Sehingga dengan hal ini, maka dengan sendirinya anak tersebut akan terbiasa berbicara dengan saya ketika berada diruang kelas disaat proses KBM berlangsung. Supaya terjadi pembelajaran yang interaktif nantinya.

Perasaan saya ketika mengikuti pembelajaran daring pada minggu kedua ini sangat menyenangkan serta lebih menambah wawasan saya tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, yang selama ini banyak yang belum saya terapkan. Bahwa seorang guru harus menerapkan profil pelajar pancasila yang sesuai dengan kondisi social budaya yang ada didaerah tersebut. Dengan memilih filosofi yang tepat, dalam hal ini saya memilih menuntun karena anak pada hakekatnya masih perlu dituntun oleh orang dewasa dalam hal ini guru ataupun orang tuanya. Supaya nantinya mereka tidak terjebak pada hal-hal yang kurang baik untuk masa depan mereka.Dan menerapkan Among Sistem didalam pendidikan.

Pembelajaran yang saya dapat yaitu bahwa seorang pendidik harus bisa menerapkan Trilogi Pendidikan, serta istilah Among Sistem. Seorang pendidik juga diibaratkan seorang petani yang harus merawat tanamannya dengan baik, supaya menghasilkan hasil yang maksimal, meskipun biji tanaman awalnya berbeda-beda ada yang berkualitas da nada yang tidak berkualitas, namun dengan perawatan yang maksimal niscaya akan menghasilkan tanaman yang berkualitas. Serta diharapkan seorang pendidik juga harus bisa melakukan pembelaharan yang tetap memperhatikan kodrat alam (lingkungan anak tersebut) dan kodrat zaman. Dan seorang pendidik juga harus tetap belajar dan terus belajar untuk mmengupgrade kemampuannya supaya tidak ketinggalan, terutama karena seorang pendidikan harus membekali peserta didik agara dapat mempunyai ketrampilan yang sesuai dengan abad 21.

Penerapan yang akan saya coba ke depan terutama dikelas yang saya ampu adalah dengan menuntun anak, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dan pembelajaran yang berpusat pada anak, karena selama ini peserta didik ketika  pembelajaran dikelas banyak yang pasif, ketika disuruh bertanya atau mengungkapkan pendapat masih merasa takut dan malu. Hal tersebut terjadi mungkin karena belum terbiasa berbicara didepan kelas ketika proses belajar mengajar.Semoga dengan hal ini bisa merubah kebiasaan siswa yang hanya pasif ketika pembelajaran, nantinya peserta didik bisa lebih aktif, dan kreatif. Dan dari kejadian tersebut semakin membuka pikiran saya bahwa masing-masing peserta didik mempunyai karakter masing-masing sehingga pendidik harus bisa menyelami sifat dari masing-masing peserta didik tersebut. Demikian Jurnal refleksi saya di minggu kedua ini.

0 komentar:

Posting Komentar